ini adalah roman perjuangan rakyat Palestina yang terseok – seok di pengungsian. Mereka berjuang untuk hidup dan membesarkan anak-anak hingga dewasa. Pindah dari satu kampung pengungsian ke kampung yang lain. Di bumbui oleh petikan sejarah pendudukan dan penjajahan Yahudi dan sekutunya atas bumi Palestina, dan para pejuang sukarelawan serta pasukan negara-negara Arab.
Penduduk desa ini bangga dengan para pria dan wanitanya. Di antara para wanita itu ada seorang gadis yang bernama ‘Zackya’ yang ibunya telah wafat. Usianya tidak lebih dari lima belas tahun. Ia dibesarkan bersama seorang adik perempuannya oleh ayahnya sendiri. Ia hidup tentram di sebuah rumah sederhana , yang sarat dengan cinta, dinamika, dan kerjasama.
Zackya adalah wanita pemberani , karena pada dasarnya ia adalah petani tulen dan seorang pejuang tangguh. Ia mampu bersembunyi dan menyamar dengan cara beradaptasi dengan alam pedesaanya . dengan cara demikian, ia dapat menjalankan berbagai misi yang cukup berat, yaitu mendistribusikan senjata dari desa ke desa dan memberi informasi kepada para pejuang sukarelawan mengenai gerakan musuh dan kampung-kampung konsentrasinya.
Mata Zackya mulai terbuka dengan masuknya orang-orang asing ke desanya, yang keberadaan mereka sangat menggangu. Lalu ia berusaha membebaskan desa dengan bantuan para pemuda. Mereka mengenal sosok Zackya sebagai wanita yang memiliki kepribadian kuat. Perlawanan tersebut dipimpin oleh Said, sosok pria yang diharapkan oleh Zackya dapat menjadi pendampingnya dalam perjalanan hidupnya yang panjang kelak.
Ia juga seorang manajer. Ia menikah dengan Said setelah melaui salah satu pertempuran di sekitar desa. Ia melahirkan beberapa orang anak yang dididiknya dengan akhlak yang baik, dan diajarkannya berbagai pelajaran untuk hidup. Yaitu berbagai hal yang ia pelajari untuk membantunya bertahan hidup, seperti menghias dan menyulam pakaian sutra untuk gaun pengantin . ia sangat menjaga kesucian diri dan harga dirinya, hingga ia menjadi teladan yang baik bagi para gadis sebayanya di desanya.Ia memiliki beberapa orang anak, yaitu : Aminah, Basyar, Halimah, Afaf, Akram, dan Hisyam. Masing-masing memiliki kisah hidup yang unik dan berbeda-beda . Zackya dan Said selalu mendampingi anaknya dalam suka dan duka dengan sabar hingga akhir hayat.
Ia berjuang melawan sakit dengan kesabarannya yang tinggi. Ia mendapat penghormatan dan penghargaan dari semua orang di akhir hayatnya. Akhir kisah ditutup dengan ucapan salah satu putrinya , “Allah merahmati Zackya. Ia telah menanamkan pada kami rasa percaya diri, dan mengajarkan kepada kami keuletan, ketabahan, dan kegigihan, untuk membela kebenaran , serta keteguhan hati di saat –saat sulit.
Resensi
1. Identitas buku
Judul Novel : Zackya ...sang wanita tegar
Penulis : Yusuf Atha ath-Thuraify
Penerbit : Akbar media eka sarana
Tebal buku : 276 halaman
2. Tema : Perjuangan seorang wanita , untuk membela desanya yang dijajah.
Tokoh : Zackya, Said, Aminah, Basyar, Halimah, Afaf, Akram,Hisyam,tentara aggresor Zion Israel, yang di bantu pihak barat Inggris dan Amerika.
Alur : Maju
Gaya Bahasa : Bahasanya formal , dan susah dimengerti.
Latar : Sebuah Desa di negeri Palestina
Kelemahan : Bahasa dalam novel ini susah di mengerti , dapat membingungkankalaupembaca tidak membaca serius.
4. Saran : Hanya di bahasa saja , mungkin di tulis jangan terlalu baku .
Nilai-nilai : Terdapat nilai Keberanian, Keteguhan, Kesabaran, dan Kejujuran dalammenghadapi kerasnya perjuangan , tidak hanya di medan pertempuran melawan penjajah, melainkan juga dalam medan perjuangan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar